Kepulauan Nias merupakan bagian dari wilayah Sumatera utara yang terletak di ufuk sebelah barat pulau Sumatera. Daerah ini dikelilingi oleh lautan yang luas, sehingga untuk mencapai pulau terdekat lainnya harus menggunakan kapal laut sebagai sarana transportasi laut. Namun, perkembangan teknologi saat ini kita tidak perlu terlalu lama untuk mencapai daerah Nias karena telah ada sarana transportasi udara berupa bandara udara Binaka.
Penduduk Nias dikenal dengan suku Nias yang memiliki beraneka ragam adat istiadat dan budaya. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Nias lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah Nias sebagai bahasa pengantar. Bahkan saat ini bahasa daerah Nias semakin dilestarikan dengan menjadikannya sebagai bahan ajar muatan lokal pada pendidikan sekolah dasar di Nias.
Kalau kita pertama kali datang ke pulau Nias, maka kita akan merasa terkejut bila melihat sesama kita saling bersalaman dan bertegur sapa dengan ucapan “Ya’ahowu”. Anda jangan khawatir dengan makna kata diatas, sebab itu adalah salam dalam bahasa daerah Nias yang menunjukkan tingginya rasa kekerabatan diantara sesama. Kalau seseorang berjumpa dengan kawannya rasanya tidak nyaman bila tidak saling berucap “Ya’ahowu”, sebab kebiasaan ini merupakan suatu budaya yang turun temurun digunakan oleh orang tua dulu untuk mempererat persatuan dan kesatuan budaya suku Nias.
Makna ucapan “Ya’ahowu” dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia berarti semoga diberkati. Dari arti Ya’ahowu tersebut terkandung makna memperhatikan kebahagiaan orang lain dan diharapkan diberkati oleh Yang Lebih Kuasa. Dengan kata lain Ya’ahowu menampilkan sikap perhatian, tanggungjawab, rasa hormat dan pengetahuan. Jika seseorang bersikap demikian, berarti orang tersebut memperhatikan perkembangan dan kebahagiaan orang lain, tidak hanya menonton, tanggap dan bertanggungjawab akan kebutuhan orang lain termasuk yang tidak terungkap, serta menghormatinya sebagai sesama manusia sebagaimana adanya. Jadi makna yang terkandung dalam “Ya’ahowu” tidak lain adalah persaudaraan (dalam damai) yang sungguh dibutuhkan sebagai wahana kebersamaan dalam pembangunan untuk pengembangan hidup bersama.
Pulau Nias saat ini telah mengalami pemekaran wilayah, terdiri dari 4 (empat) kabupaten dan 1 (satu) kotamadya. Pemekaran wilayah ini justru menambah banyak khasanah budaya, dimana setiap daerah memiliki budaya yang selama ini asing untuk dilirik masyarakat luar kini semakin mantap untuk diminati dan dilestarikan. Makna budaya Ya’ahowu tetap digunakan dalam berbagai kegiatan pariwisata, diantaranya dengan terselenggaranya Pesta Ya’ahowu secara berkala yang merupakan pesta rakyat Nias, terbentuknya Pasar Ya’ahowu di daerah kota Gunungsitoli, dibukanya berbagai tempat usaha dengan menggunakan kata Ya’ahowu, dan didirikannya suatu tugu yang memberi makna budaya bagi setiap yang melihatnya untuk tetap diingat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar