Senin, 27 Juni 2011

Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli : SIAP TERAKREDITASI






Sekilas kita berjalan di sekitar kota Gunungsitoli akan tampak terlihat jelas bangunan megah berwarna putih dan abu-abu tampak ramai dikunjungi orang. Bangunan tersebut merupakan pusat pelayanan publik bidang kesehatan, kebanggaan masyarakat Nias pada umumnya yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli.

Rumah sakit ini merupakan salah satu sarana kesehatan yang mengalami perubahan signifikan. Sebelumnya bangunan ini sudah berdiri semenjak keberadaan orang Jerman di Nias. Namun sejak gempa melanda pulau Nias tahun 2005 silam, Pemda Nias dan stakeholder terkait melakukan renovasi bangunan kembali. RSUD Gunungsitoli memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Nias dan sekitarnya setiap hari dengan pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Sekitar tahun 2004 pernah mendapat reward dari Pempov Tk.I sebagai salah satu rumah sakit unggulan dalam pelayanan kesehatan di Sumatera Utara.

Dengan Motto “SENYUM” sebagai ciri khas pintu gerbang rumah sakit, maka RSUD Gunungsitoli memiliki tenaga kesehatan ahli dan terampil dibidangnya masing-masing. Fasilitas kesehatan yang dimiliki sudah cukup dalam memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat. Pemberdayaan SDM sudah dilakukan dengan mengirimkan studi para dokter spesialis, perawat spesialis (D-IV Keperawatan), dan tenaga manajemen lainnya.

Saat ini RSUD Gunungsitoli sedang berbenah menyusun akreditasi 5 (lima) pelayanan dasar seperti yang terpampang di spanduk depan lapangan rumah sakit. Akreditasi RSUD Gunungsitoli dirasa perlu mendapat pengakuan dari pemerintah, agar apa yang dimiliki saat ini baik dari jenis pelayanan maupun manajemen terdapat keharmonisan dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Nias. Pengembangan rumah sakit ini mampu memberikan kontribusi yang berarti dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Bagi masyarakat kepulauan Nias, marilah kita manfaatkan RSUD Gunungsitoli sebagai tempat layanan kesehatan bagi kita, keluarga kita, dan anak cucu kita kedepan. Kita berdoa dan mendukung terus upaya Pemda Nias, pimpinan rumah sakit, tenaga dokter, perawat, dan yang terkait didalamnya untuk terus meningkatkan pelayanan bagi masyarakat Nias. Kekurangan disana-sini kita jadikan sebagai motivasi dalam meningkatkan hakekat pelayanan publik, agar nantinya kita semakin bangga bisa memiliki rumah sakit sendiri tanpa merogoh rupiah untuk berobat ke luar negeri. Ya’ahowu

Memaknai Budaya Ya'ahowu

Kepulauan Nias merupakan bagian dari wilayah Sumatera utara yang terletak di ufuk sebelah barat pulau Sumatera. Daerah ini dikelilingi oleh lautan yang luas, sehingga untuk mencapai pulau terdekat lainnya harus menggunakan kapal laut sebagai sarana transportasi laut. Namun, perkembangan teknologi saat ini kita tidak perlu terlalu lama untuk mencapai daerah Nias karena telah ada sarana transportasi udara berupa bandara udara Binaka.

Penduduk Nias dikenal dengan suku Nias yang memiliki beraneka ragam adat istiadat dan budaya. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Nias lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah Nias sebagai bahasa pengantar. Bahkan saat ini bahasa daerah Nias semakin dilestarikan dengan menjadikannya sebagai bahan ajar muatan lokal pada pendidikan sekolah dasar di Nias.

Kalau kita pertama kali datang ke pulau Nias, maka kita akan merasa terkejut bila melihat sesama kita saling bersalaman dan bertegur sapa dengan ucapan “Ya’ahowu”. Anda jangan khawatir dengan makna kata diatas, sebab itu adalah salam dalam bahasa daerah Nias yang menunjukkan tingginya rasa kekerabatan diantara sesama. Kalau seseorang berjumpa dengan kawannya rasanya tidak nyaman bila tidak saling berucap “Ya’ahowu”, sebab kebiasaan ini merupakan suatu budaya yang turun temurun digunakan oleh orang tua dulu untuk mempererat persatuan dan kesatuan budaya suku Nias.

Makna ucapan “Ya’ahowu” dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia berarti semoga diberkati. Dari arti Ya’ahowu tersebut terkandung makna memperhatikan kebahagiaan orang lain dan diharapkan diberkati oleh Yang Lebih Kuasa. Dengan kata lain Ya’ahowu menampilkan sikap perhatian, tanggungjawab, rasa hormat dan pengetahuan. Jika seseorang bersikap demikian, berarti orang tersebut memperhatikan perkembangan dan kebahagiaan orang lain, tidak hanya menonton, tanggap dan bertanggungjawab akan kebutuhan orang lain termasuk yang tidak terungkap, serta menghormatinya sebagai sesama manusia sebagaimana adanya. Jadi makna yang terkandung dalam “Ya’ahowu” tidak lain adalah persaudaraan (dalam damai) yang sungguh dibutuhkan sebagai wahana kebersamaan dalam pembangunan untuk pengembangan hidup bersama.

Pulau Nias saat ini telah mengalami pemekaran wilayah, terdiri dari 4 (empat) kabupaten dan 1 (satu) kotamadya. Pemekaran wilayah ini justru menambah banyak khasanah budaya, dimana setiap daerah memiliki budaya yang selama ini asing untuk dilirik masyarakat luar kini semakin mantap untuk diminati dan dilestarikan. Makna budaya Ya’ahowu tetap digunakan dalam berbagai kegiatan pariwisata, diantaranya dengan terselenggaranya Pesta Ya’ahowu secara berkala yang merupakan pesta rakyat Nias, terbentuknya Pasar Ya’ahowu di daerah kota Gunungsitoli, dibukanya berbagai tempat usaha dengan menggunakan kata Ya’ahowu, dan didirikannya suatu tugu yang memberi makna budaya bagi setiap yang melihatnya untuk tetap diingat.

Marilah saudara/i masyarakat Nias, kita dukung upaya pemerintah daerah Nias dan sekitarnya agar apa yang dicita-citakan selama ini bisa kita wujudkan dengan meningkatkan rasa keakraban, persatuan dan kesatuan diantara sesama kita ono niha, dengan memaknai budaya “Ya’ahowu”.